Mengapa Belajar Matematika?
Pasti kamu pernah bertanya, kenapa sih kita musti belajar matematika? dari mulai kita kecil, SD, SMP, SMA, bahkan kuliah pun matematika seolah-olah menjadi mata pelajaran yang wajib. Bahkan saat ujian nasional pun matematika termasuk mata pelajaran yang diujikan.
kadang malah kita berpikir apa ya
manfaatnya belajar matematika?
Apakah ada hubungan belajar
matematika dalam kehidupan nyata?
Trus belajar integral, differensial,
aljabar linier, fungsi kompleks apakah memberikan pengaruh bagi kehidupan kita?
buat yang penasaran, intip nih
beberapa manfaat yang kamu dapet kalo belajar matematika
- cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah
- cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum. bukan dari hal-hal yang bersifat khusus. sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. Misalnya kita tidak bisa menyatakan kalo “kita tidak boleh lewat jalan A pada hari sabtu, karena jalan tersebut meminta tumbal tiap hari sabtu” hanya karena ada beberapa orang yang kebetulan kecelakaan dan meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu. Kita seharusnya berpikit bahwa orang yang meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu bukan karena tumbal. tapi harus dianalisa lagi apakah karena orang tersebut tidak hati-hati, ataukah jalan yang sudaha agak rusak, atau sebab lain yang lebih rasional.
- belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti, cermat, dan tidak ceroboh dalam bertindak. Bukankah begitu? coba saja. masih ingatkah teman-teman saat mengerjakan soal-soal matematika? kita harus memperhatikan benar-benar berapa angkanya, berapa digit nol dibelakang koma, bagaimana grafiknya, bagaimana dengan titik potongnya dan lain sebaganya. jika kita tidak cermat dalam memasukkan angka, melihat grafik atau melakukan perhitungan, tentunya bisa menyebabkan akibat yang fatal. jawaban soal yang kita peroleh menjadi salah dan kadang berbeda jauh dengan jawaban yang sebenarnya.
- belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. jika ada lamgkah yang salah, coba untuk diteliti lagi dari awal. jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada perhitungan yang salah. namun, jika kemudian kita bisa mengerjakan soal tersebut, ingatkah bagaimana rasanya? rasa puas dan bangga.( tentunya jika dikerjakan sendiri, buakn hasil contekan,. he.he.he). begitulah hidup. kesabaran akan berbuah hasil yang teramat manis.
- yang tidak kalah pentingnya, sebenarnya banyak koq penerapan matematika dalam kehidupan nyata. tentunya dalam dunia ini, menghitung uang, laba dan rugi, masalah pemasaran barang, dalam teknik, bahkan hampir semua ilmu di dunia ini pasti menyentuh yang namanya matematika.
Maka sering kali kita mendengar
bahwa matematika itu sulit, padahal kesulitan itu bisa diatasi apabila didukung
dengan banyaknya latihan dirumah, mungkin bukan hanya matematika saja yang
perlu latihan di rumah pada pelajaran lain pun sama. Menurut Robert K. Cooper
dan Ayman Sawaf, membuat satu konsep bahwa “Kecerdasan emosional” dianggap akan
dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang
ditemuinya dalam belajar. Menurutnya kecerdasan emosional adalah “Kemampuan
merasakan, memahami dan secara eefktif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusiawi”.
Kecerdasan emosional yang dimiliki
siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, karena emosi memancing
tindakan seorang terhadap apa yang dihadapinya.
Pembelajaran matematika merupakan
pengembangan pikiran yang rasional bagaimana kita dapat mereflesikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dari alasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti
tentang pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi hasil belajar
matematik.
Matematika dalam pengembangan SDM.
Secara umum, matematika juga
berperan dalam pengembangan sumber daya manusia. Secara lebih umum, untuk
mengoptimalkan SDM perlu adanya manajemen sumber daya manusia. Setelah disadari
bahwa sumber daya manusia perlu dikaji faktor apa saja dari sumber daya manusia
tersebut yang perlu ditingkatkan. Dalam model awal pada kajian di tersebut,
karakter yang memegang peran pada SDM diprioritaskan antara lain: cerdas (c),
tenggap/responsif (r), cermat/teliti (l) dan taat SOP/disiplin (d). Nampak
bahwa karakter sumber daya manusia, misalnya teliti, akan berhubungan dengan
cerdas, taat melakukan prosedur perhitungan, dengan diulang-ulang sebanyak
iterasi tertentu, tergantung dari proses penyelesaian permasalahan yang
dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa di antara factor-faktor yang ada pada
sumber daya manusia masih saling berpengaruh antar yang satu dengan yang lain.
Jika pengaruh ini signifikan maka ada kemungkinan model yang dipakai bukan lagi
linier. Jadi, bisa disimpulkan bahwa model pengembangan sumber daya manusia
dapat berbentuk regresi linier berganda yang akan ditentukan oleh koefisien
dari masing-masing faktor yang berupa karakter yang bersangkutan. Makin banyak
jenis data yang terkumpul akan diperoleh model yang semakin halus, iterasi yang
lebih tinggi.
Dari sisi pelajar, pemahaman tentang
manfaat matematika dalam kehidupan sangat berperan penting. Ada pepatah “Tak
kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”. Artinya dalam proses belajar
khususnya belajar matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu matematika ?
bagaimana proses matematika ? untuk apa itu matematika ?. Motivasi tersebut
harus diberikan sehingga minat atau kemauan siswa untuk mempelajari matematika
muncul, sehingga pada proses belajarnya mereka akan fokus dan dapat menerima
dengan baik materi yang dipelajari.
Pendidikan matematika dapat
diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan kognitif kearah
kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika.
Ada beberapa karakteristik
matematika, antara lain :
- Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian besar yang dipelajari dalam
matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau
merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2.
Kebenaranya
berdasarkan logika.
Kebenaran dalam matematika adalah
kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak dapat
dibuktikan melalui ekserimen seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya
nilai √-2 tidak dapat dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada
jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3.
Pembelajarannya
secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi
matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara
terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang
melalui latihan-latihan soal.
4.
Ada
keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus
memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari
tentang volume atau isi suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi
luas dan keliling bidang datar.
5.
Menggunakan
bahasa simbol.
Dalam matematika penyampaian materi
menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum.
Misalnya penjumlahan menggunakan simbol “+” sehingga tidak terjadi dualisme
jawaban.
6.
Diaplikasikan dibidang ilmu lain.
Materi matematika banyak digunakan
atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi digunakan
dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut
maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus ditekankan kepada siswa
sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.
Logika sebagai matematika murni
Logika termasuk matematika murni
karna matematika adalah logika yang tersistematika. Matematika adalah
pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau
simbol-simbol matematik (logika simbolik).
Selain materi himpunan, ada
Pembelajaran Matematika realistik yang membantu biar matematika jadi lebih
akrab dengan kehidupan.
Materi matematika tentang Himpunan
misalnya. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin
terasah. Sebaliknya, untuk mempelajari Himpunan secara tidak langsung akan
memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis.
Logis
Logika seperti apa yang perlu kita
asah? berpikir logis yang bagaimana yang di kehidupan kita?
Logika sendiri berasal dari kata
Yunani kuno logos yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika juga sering disebut dengan
logike episteme atau ilmu logika yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.
Dalam hidup, logika memiliki peran
penting. Karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan logika
antara lain:
- Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian
Jadi logika matematika membantu agar
matematika jadi lebih akrab dengan kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar